PEKANBARU (bidikonline) - Indeks literasi keuangan di Riau sebesar 67,27%. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan indeks literasi keuangan tahun 2019 yaitu sebesar 43,19%.

Menurut Gubri Syamsuar, saat membuka Opening Ceremony Bulan Inklusi Keuangan 2023 di Menara BRK Syariah Rabu (18/10/23) Indeks literasi keuangan di Riau sebesar 67,27% tersebut merupakan indeks literasi keuangan tertinggi dari seluruh provinsi di Indonesia. Sedangkan Indeks inklusi keuangan Riau sebesar 85,19%.

"Riau menargetkan pada 2024 mendatang, literasi dan inklusi keuangan di Riau mencapai 90 persen. Untuk itu, kita dorong seluruh Industri Jasa Keuangan dan stakeholders terkait untuk bersama-sama bergerak untuk mencapai target," ajak Gubri.

Gubri Syamsuar meminta seluruh IJK di Riau untuk membuka ruang seluas luasnya kepada masyarakat dalam akses keuangan, penggunaan produk dan layanan keuangan. Karena itu akan berdampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi daerah, percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengurangan, hingga kesenjangan sosial antar daerah.

Kepala OJK Provinsi Riau, Muhammad Luthfi mengatakan bahwa si skala nasional, perkembangan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat menunjukan adanya peningkatan. Hasil SNLIK 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03 persen.

Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19 persen.

“Hal tersebut menunjukkan gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 38,16 persen di tahun 2019 menjadi 35,42 persen di tahun 2022, termasuk, memfasilitasi penyaluran kredit/ pembiayaan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), memublikasikan dan mengkampanyekan program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen, dan meningkatkan aliansi strategis dengan stakeholders terkait dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi keuangan," terangnya.

Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023 mempunyai tema kegiatan “Akses Keuangan Merata, Masyarakat Sejahtera”. Tema tersebut, kata Lutfi, sangat bermakna dikarenakan jika setiap masyarakat Indonesia memiliki akses yang mudah dan merata, maka dampak terhadap ekonomi Indonesia akan terjadi peningkatan dan menjadikan masyarakat sejahtera.

“Pelaksanaan BIK tahun 2023 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana penyelenggaraan hanya fokus pada satu tempat dengan event yang besar. Namun tahun 2023, Kami mencoba dengan cara yang lebih efektif untuk tingkatkan literasi dan inklusi dengan menyelenggarakan secara serentak di 12 Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau dengan waktu yang bersamaan. Kami juga berharap kepada PUJK untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar. Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dan efisien dalam memberikan layanan kepada masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.*