PEKANBARU (Bidikonline) - Penonaktifan Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial DRS dalam kasus penggerebekan Wakil Bupati (Wabup) Rokan Hilir (Rohil) Sulaiman di salah satu kamar hotel di Pekanbaru, dinilai sudah tepat.
"Iya kalau begitu aturan mainnya, kenapa tidak. Menurut saya pribadi ya bagus, sudah jelas barang bukti dan faktanya, bahkan instansi terkait sudah bicara tentang prosedur penangkapan dan sebagainya, beritanya sudah menggema," kata Anggota Komisi I DPRD Riau Mardianto Manan, Sabtu (03/06/2023).
Menurut Mardianto, hal ini juga tak menyalahi hukum, lantaran yang bersangkutan hanya dinonaktifkan bukan diberhentikan dari jabatannya. "Tak ada salahnya pimpinan mereka melakukan tindakan tegas dinonjobkan, bukan diberhentikan ASN-nya," kata dia.
Soal sanksi yang terkesan berat sebelah lantaran hanya DRS yang diberi hukuman, Legislator dapil Inhu-Kuansing ini menyebutkan Bupati Rokan Hilir, Afrizal tidak bisa memberikan tindakan kepada Wakil Bupati, Sulaiman, dikarenakan jabatan keduanya setara.
"Bukan wewenang kepala daerahnya tu. Kalau memang memberi tindakan bisa saja, tentunya di Mendagri via Gubernur yang melakukan identifikasinya," kata Mardianto.
Sebelumnya, Wakil Bupati Rokan Hilir Sulaiman kepergok berduaan dengan salah satu ASN perempuan di salah satu kamar hotel di Pekanbaru, beberapa waktu lalu. Oknum ASN tersebut diketahui merupakan salah satu kabid di Bapenda Rokan Hilir.
Kabar penggerebekan oleh pihak kepolisian tersebut membuat masyarakat heboh. Sebab antara Wabup dan ASN berinisial DRS tersebut diduga tidak memiliki hubungan perkawinan.
Akan tetapi sang istri Wabup Rohil Sulaiman, Sari Eka Rahmi, Istri mengatakan bahwa sebelum penggerebekan oleh polisi dirinya yang meminta sang suami untuk menemui DRS untuk mengantarkan obat. "Memang saya yang suruh, karena DRS ini memang sering bantu kita, karena kita tahu dia sedang sakit, makanya saya suruh suami saya buat antar obat ke DR," kata Sari, Ahad (28/5/2023).
Sari juga mengaku selama ini memiliki hubungan baik dengan sang perempuan. Dan dirinya juga kerap disupirkan oleh saat mengendarai kendaraan. "Suami saya dan DRS juga ada hubungan kekerabatan, DRS ini juga sering mengantarkan saya, karena saya tidak bisa menyetir mobil," cakapnya.
Pada kesempatan yang sama Sari juga mengungkapkan, memang saat kejadian penggrebekan yang dilakukan oleh Polda Riau pada Kamis (25/5/2023), DRS sedang menginap di Hotel Premiere Pekanbaru. "Kami nginap di Hotel Pangeran sedangkan DRS di Premiere, nah di saat itulah saya suruh suami buat ngantarkan obat ke dia (DR). Saya sangat percaya kepada suami saya," ungkapnya.
Rahmi tidak menyangka bahwa kejadian tersebut menjadi isu besar. Dan dirinya juga menjelaskan semua itu ke keluarga besar agar tidak terjadi kesalahpahaman. "Saya memang tidak laporkan ke polisi, karena memang tidak ada apa-apa dan memang suami saya kesana atas suruhan saya," pungkasnya.
(ckp)
