Rohil (Bidikonline.com) - Ritual Bakar Tongkang tahun 2019 telah usai terlaksana dengan sukses. Bahkan, setelah melalui berbagai tahapan prosesi, replika kapal Tongkang yang diarak dari Klenteng In Hock King itu telah hangus terbakar, Rabu (19/6/2019).
Sebelum dibakar, puluhan ribu masyarakat berjalan menuju tempat dibakarnya Tongkang dengan diiringi tambuk yang dipukul bertalu-talu bergerak keluar dari kelenteng tertua di kawasan Pekong Besar.
Perjalanan menuju lokasi pembakaran memakan waktu kurang lebih 30 menit. Setelah replika Kapal Tongkang diletakkan di atas ribuan tumpukan kertas sembahyang, para tokoh dan pejabat pemerintah daerah naik di atas replika kapal untuk memberikan ucapan selamat.
Di atas kapal tampak Deputi Kepariwisataan Kemenpar RI ibu Esthy Reko Astuthy, Kabaharkam Polri Komjen Pol Condro Kirono, Gubernur Riau Syamsuar, Bupati Rohil Suyatno, Kajari Rohil Gaos Wicaksono, Dandim 0321 Rohil Letkol Inf Didik Efendi, Kabinda Riau diwakili Kol Inf Ichwan, Danrem 031/WB diwakili Kol Inf Abdul Hamid,SIP, Danlanud RSN Masma Ronny Irianto Moningka, serta unsur lainnya.
Saat para pejabat turun, Tongkang mulai dibakar, api mulai mengepul dalam waktu singkat, dan tiang Tongkang jatuh ke arah laut.
Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, jatuhnya tiang ke arah laut pertanda keselamatan dan peruntungan usaha, serta mata pencarian yang lebih baik.
Selain itu, masyarakat Tionghoa juga mempercayai bahwa melestarikan budaya leluhur dapat mempererat tali silaturahmi.
Bupati Rohil H Suyatno menyebutkan, pelaksanaan event Bakar Tongkang tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Dimana lanjutnya, jumlah pengunjung selama event bakar tongkang diperkirakan ada sebanyak 76 ribu.
"Diharap di tahun yang akan datang akan bertambah serta akan didukung dengan infrastruktur, kita juga berharap melalui jajaran pemerintah di pusat dan provinsi agar Rohil dapat lebih dikenal lagi, "katanya.
Sementara Deputi Menpar RI Hesti Astuti menyebutkan, Kemenpar telah beberapa kali menghadiri acara bakar Tongkang yang hanya ada di Bagansiapiapi. Bahkan telah masuk dalam kalender event nasional.
Hesti juga berharap ada komitmen dari unsur-unsur terkait dalam menggelar acara event Bakar Tongkang dan konsisten dalam melaksanakan serta memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat serta didukung dengan kondisi lingkungan yang baik.
"Kita juga berharap jumlah wisatawan semakin meningkat pada tahun-tahun yang akan datang, "pungkasnya.
Menurut sejarah sendiri, agenda ritual Bakar Tongkang sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak tahun 1825 M, sejalan dengan berdirinya Kelenteng Ing Hok King di Bagansiapiapi.(ckp)
