Sebanyak 52 warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Jawa Timur, eksodus ke sebuah pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Mala...[read more] "> Sebanyak 52 warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Jawa Timur, eksodus ke sebuah pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Mala" />
Kamis, 25 April 2024
Follow Us:
11:05 WIB - Disnaker Pekanbaru tak Ada Terima Aduan THR | 11:05 WIB - PUPR Pekanbaru Mulai Perbaikan Jalan Taman Karya | 11:05 WIB - Pj Wako Pekanbaru Ingatkan Warga Jangan Percaya Hoaks | 11:05 WIB - Pj Wako Pekanbaru Beri Peringatan Agar Jangan Ada Pungli Dalam PPDB | 11:05 WIB - Pemko Pekanbaru Targetkan Juara Umum di MTQ ke XLII Provinsi Riau | 11:05 WIB - FPII Setwil Riau Adakan Acara Buka Bersama Dengan Anak Panti Asuhan
/ Lintas Nusantara / 52 Warga Desa Watubonang Eksodus ke Ponpes di Malang /
Yakin Kiamat Sudah Dekat,
52 Warga Desa Watubonang Eksodus ke Ponpes di Malang
Kamis, 14 Maret 2019 - 21:34:22 WIB

TERKAIT:
   
 

MALANG (Bidikonline.com) - Sebanyak 52 warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Jawa Timur, eksodus ke sebuah pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Malang. Mereka mengungsi secara bertahap sejak sebulan lalu.

Dikutip dari merdeka.com, puluhan warga Watubonang itu memilih eksodus karena meyakini kiamat sudah dekat. Terakhir, warga Watubonang yang pindah ke Kabupaten Malang itu terjadi pada 7 Febuari 2019 lalu, tapi baru heboh dan viral di media sosial sejak beberapa hari terakhir.

Kabar ini membuat pihak kepolisian hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) ikut turun tangan untuk mendalaminya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku heran dengan doktrin kiamat tersebut, yang diterima masyarakat tanpa klarifikasi.

''Itu kerentanan masyarakat ketika menerima informasi-informasi yang mereka tidak sempat tabayyun, tidak sempat klarifikasi atau mereka salah referensi,'' kata Khofifah usai menjamu kader GP Ansor se-Jawa Timur yang menggelar penutupan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Grahadi, Surabaya, Kamis (14/3) dinihari.

Jadi lanjutnya, mereka warga yang menerima informasi tanpa tabayyun itu sudah punya ketaatan, kepercayaan, ketundukan kepada orang tertentu.

''Sehingga ketika orang yang merasa menjadi top reference dalam hidupnya itu menyampaikan sesuatu, ya sudah mereka langsung percaya, dianggap kebenaran,'' jelas dia.

Diingatkan mantan Menteri Sosial ini, diperlukan adanya saling sapa antar elemen, baik dari pemerintah, Ormas keagamanan maupun komponen-komponen masyarakat lainnya.

''Ini saya rasa fenomena-fenomena yang menjadikan kita semua harus makin banyak berkomunikasi dan bersapa dengan masyarakat,'' jelas Khofifah.

Sebelumnya, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni juga mengaku prihatin dengan doktrin kiamat yang menimpa warganya, sehingga memilih pindah dan berlindung ke Ponpes Miftahul Falahil Mubtadi'in di Kabupaten Malang.

Bupati yang juga Ketua Bappilu DPW NasDem Jawa Timur ini juga menjelaskan, bahwa ke-52 warganya yang percaya doktrin kiamat sudah dekat sehingga memilih hijrah pondok pesantren di Ponorogo karena meyakini pondok pesantren itu aman dari kiamat. ''Mereka percaya akan ada kiamat dan kalau di pondok itu enggak ikut kiamat,'' sesalnya.

''Sesungguhnya kita sudah melakukan pembinaan sekaligus memberikan pemahaman, tapi ya sulit, mereka terlanjur percaya dan meyakini,'' sesalnya lagi.

Ipong pun berharap, semua pihak terkait ikut turun tangan untuk memberikan pembinaan. ''Jadi harus ada upaya yang serius dari Ormas-ormas keagamaan, MUI, Pemprov, Pemkab Malang,'' tandas Ipong.(grc)



Berita Lainnya :
  • Disnaker Pekanbaru tak Ada Terima Aduan THR
  • PUPR Pekanbaru Mulai Perbaikan Jalan Taman Karya
  • Pj Wako Pekanbaru Ingatkan Warga Jangan Percaya Hoaks
  • Pj Wako Pekanbaru Beri Peringatan Agar Jangan Ada Pungli Dalam PPDB
  • Pemko Pekanbaru Targetkan Juara Umum di MTQ ke XLII Provinsi Riau
  • FPII Setwil Riau Adakan Acara Buka Bersama Dengan Anak Panti Asuhan
  • Bupati Kampar Terima Audiensi Panitia Sidang Sinode BNKP ke-61
  • Pj Gubri Intruksikan Tambal Semua Lubang Jalan Sebelum Puncak Arus Mudik Lebaran
  • Bupati Rezita Safari Ramadan di Desa Pasir Ringgit
  •  
    Komentar Anda :
       


    Galeri   + Index Galeri
    Memperingati Hari Jadi Rohul ke - 18, DPRD Gelar Rapat Paripurna Istimewa

    Home | Daerah | Nasional | Hukum | Politik | Olahraga | Entertainment | Foto | Galeri | Advertorial | Lintas Nusantara | Kepulauan Nias
    Pekanbaru | Siak | Pelalawan | Inhu | Bengkalis | Inhil | Kuansing | Rohil | Rohul | Meranti | Dumai | Kampar
    Profil | Redaksi | Index
    Pedoman Berita Siber

    Copyright © 2009-2016 bidikonline.com
    Membela Kepentingan Rakyat Demi Keadilan