BANTAN (Bidikonline.com) - Meskipun tak bisa melihat karena mengidap penyakit sejenis katarak, tak menjadi penghalang bagi seorang Jainul Samri, remaja kelahiran Tanjung Kapal, Rupat 5 Juli 2001 untuk menimba ilmu agama di Pondok Modern Nurul Hidayah (PMNH) Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis.

Anak ketiga dari enam bersaudara putra Syamsuddin dan Wahyu Ningsih ini dengan keterbatasannya mampu masuk di kelas B kelas kelompok santri pandai di sekolah yang beralamat di Jalan Rajimun tersebut dan selalu berada di rangking 10 besar.

"Sejak lahir sudah diketahui penyakit saya ini tapi masih bisa melihat, lama kelamaan mulai kabur dan sekarang pandangan saya hanya nampak putih saja," ungkap Jainul Samri kepada Koranriau.net, Senin (8/1/2018) pagi.

Dalam melakukan rutinitas belajar dan kegiatan lainnya, Jainul anggota Pramuka Penegak yang ingin mendapatkan beasiswa ke Kairo ini selalu dibantu oleh temannya.

"Beberapa minggu awal sekolah di pondok ini baru dapat teman akrab. Tapi ada satu teman sekampung yang dah saya kenal saat kemah di SD dulu lagi, satu teman lagi kenal di pondok yang dulu pernah sekamar dan sekarang sekamar lagi," tambahnya didampingi Muhammad Khairan dari Tanjung Teguh Rupat dan Ilham Yusro dari Siak Kecil dua teman yang selalu membantunya.

Jainul mengaku kalau tidak ada kawan membantunya, saat berjalan sering juga kakinya tersandung dan masuk ke lubang namun tidak menjadi kendala baginya. "Ingin menjadi orang sukses. Masuk ke pondok ini adalah permintaan saya sendiri jadi harus dipertahankan".

Terkadang, hati Jainul Samri juga singgah rasa sedih. Kendala yang dirasa kala ingin menghafal cepat, santri yang hafal Quran juz 30 ini harus menunggu kawan yang saat ini jumlahnya semakin ramai.

"Insya Allah, saya tetap semangat dengan keterbatasan ini. Rencana orang tua saya, setelah tamat sekolah pondok nanti saya akan berobat ke Malaysia yang biayanya dua belas juta rupiah untuk satu mata," tutur Jainul yang sering terfikirkan penyakitnya bisa saja sembuh tanpa pengobatan kalau saja Yang Maha Kuasa berkehendak.

Kepada teman-teman yang memiliki penglihatan normal, Jainul Samri berpesan, "Supaya lebih bersungguh-sungguh lagi dalam menuntut ilmu jangan mengecewakan orang tua yang telah membiayai kita dan tetap harus menjaga apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita," kata Jainul dengan mimik serius.(krn)