PEKANBARU (BIDIKonline.com) - Paket kegiatan Proyek “Peningkatan Jalan Tembilahan - Khairiah Mandah - Sei. Guntung disinyalir dipangkas. Dua tahun berturur-turut puluhan miliar dana proyek APBD Riau digelontorkan namum kondisi proyek tatap saja sama.
Misalnya, pada paket Paket kegiatan Proyek “Peningkatan Jalan Tembilahan - Khairiah Mandah - Sei. Guntung pada tahun 2015 dikerjakan PT. Teras Odelia Alfia.
Pada pekerjaan penimbunan, penggunaan kayu cerucuk hanya dibeberapa titik saja, yakni pada titik rencana pembuatan Box Culvert, padahal dua titik Box Culvert yang wajib dipasang sesuai didalam bestek, tidak dilaksanakan sama sekali pihak rekanan alias kontraktor.
Begitu pula dalam pembersihan lahan dan pengupasan, tidak dilakukan sesuai standar dan ketentuan yang ada, jenis tanah yang mesti dibuang namun diabaikan, serta sampah akar-akar kayu masih terlihat. Pemasangan Geotextile di beberapa titik diabaikan, untuk Merk/Type sangat diragukan.
Pada saat penimbunan, menggunakan dua jenis timbunan yang berbeda yakni, Timbunan Pilihan (Pasir Urung) dan Timbunan Pilihan (Berbauksit), seperti terlihat dari 4 Km, pekerjaan timbunan, hanya beberapa titik saja dilakukan jenis timbunan awal (Pasir Urung), dan di beberapa titik lain diberikan jenis tanah biasa.
Begitu pula tahapan kedua, Timbunan Pilihan (Berbauksit) hanya beberapa titik saja dilakukan, sebagian besar titik lain diberika timbunan tanah biasa, akibat kondisi ini dibeberapa titik tidak bisa dilewati warga karena jalannya yang becek dan bergelombang.
Tidak hanya itu saja, diduga ketebalan timbunan juga dipangkas. Seperti ketebalan timbunan pilihan (pasir urung) bervariasi, sebagian memenuhi tinggi ketebalan t= 30 - 60 Cm, akan tetapi dibagian titik lainnya terdapat 10-15-20 Cm.
Hal serupa terjadi pada kegiatan pada tahap kedua, ketebalan Timbunan Pilihan (Berbauksit), sebagian kecil titik kembali perusahaan/rekanan hanya memenuhi tinggi ketebalan t= 25 - 30 Cm, namun dititik lain ketebalan terdapat 10-15-20 Cm, inipun tingkat kepadatan sangat diragukan, dibuktikan elevasi penurunan badan timbunan begitu cepat dari umur timbunan itu sendiri, padahal sesuai pengakuan warga bernama H Yasin kepada Tim, menyebutkan tingkat kendaraan yang melintas tergolong rendah, bahkan hanya didominasi roda dua, bahkan elevasi permukaan badan jalan tidak sesuai bestek, ruas tengah badan jalan justru lebih rendah, akibatnya digenangi air, menjadi pemicu tidak bisa dilewati, warga sekitar
Kondisi pekerjaan tersebut dikeluhkan warga, “ didaerah ini banyak kegiatan pembangunan peningkatan jalan dari pemerintah Provinvi Riau, akan tetapi tidak terawasi dalam pelaksanaannya, hasilnya dana yang sebanyak itu tidak sampai seutuhnya pada pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan” ujar H Yasin.
Mengkonfirmaasi dugaan terjadinya pemangkasan dana proyek dtersebut, beberapa kali wartawan menemui kepala dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Riau, Dadang tidak berada dikantor, kata security yang berjaga depan pintu ruangan, Pak kepala dinas sedang berada diluar kota.
Sementara pimpinan PT. Teras Odelia Alfia sebagai kontraktor pada kegiatan “Peningkatan Jalan Tembilahan - Khairiah Mandah - Sei. Guntung, tidak berhasil ditemui, nomor ponselnya juga tidak aktif
Ironisnya, menurut sumber Bidik, di dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Riau, hal seperti itu sudah tidak menjadi rahasia umum lagi. Betapa tidak, permainan dilapangan yang dilakukan pihak kontraktor sepertinya mendapat dukungan dari oknum pejabat dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Riau,sehingga berjalan mulus, jelas sumber
Ternyata isu telah terjadinya dugaan miring pada paket kegiatan Tembilahan - Khairiah Mandah - Sei. Guntung sudah tecium pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) wilayah Riau, akan tetapi ketika mau dikonfirmasi di kantor BPK minggu lalu, pihak tim audit pada kegiatan tersebut tidak berada ditempat. Untuk keperluan konfirmasi sebaiknya layangkan surat permohonan konfirmasi tertulis ke pihak BPK, nantinya akan dijadwalkan, saran seorang staf BPK kepada wartawan. (nzr)